Prof. Dr. Jamelah Alamolhoda : Filosof Perempuan Islam yang Menjadi Ibu Negara Republik Islam Iran
Dalam setiap peristiwa selalu ada hikmah, itulah keyakinan yang selalu saya doktrinkan dalam menjalani kehidupan. Hikmah itu pula yang dirasakan Ketika mendadak dari STAI Sadra minta saya untuk menggantikan nara sumber pembanding dalam Laundhing buku karya Prof. Dr. Jamelah Alamolhoda. Posisi sebagai wakil Koordinator Kopertais 1 dengan salah tugasnya melakukan pembinaan PTKIS di wilayah DKI Jakarta dan Banten, dan STAI Sadra sebagai salah satu PTKIS binaannya, maka permohonan dadakan tersebut tidak bisa ditolak. Karena menjadi satu rekognisi khusus bagi STAI Sadra yang telah diberikan kesempatan untuk melaunching dan membedah Buku “Teori Pendidikan Islam” sekaligus menghadirkan penulisnya, Ibu Negara Iran Prof. Dr. Jamelah Alamolhoda.
Hikmah dan keberkahan yang saya dapatkan karena mendadak harus membaca buku tersebut. Meskipun belum tuntas semua terbaca dan hanya sekilas membacanya, saya sudah jatuh cinta dengan buku tersebut, boleh jadi karena penulisnya adalah perempuan. Saat membaca buku tersebut, serasa menjadi mahasiswa S2 atau S3 kembali, yang serius coba membaca buku filsafat dengan kening berkerut dengan helaan nafas Panjang. BERAT kajiannya…. Mendalam dan luas pembahasannya, membutuhkan konsentrasi khusus untuk memahaminya. Demikian kesan pertama membaca buku tersebut. Karena sudah terlanjur jatuh cinta pada buku tersebut, maka meskipun berat kajiannya tetap terus dibaca.
Ada sembilan bab dalam buku “Teori Pendidikan Islam”
I. Dasar Ontologis
II. Dasar Antroposofis
III. Dasar Epistemologis
IV. Dasar Aksiologis
V. Keniscayaan dan Esensi Pendidikan
VI. Tantangan Filosofis Pendidikan
VII. Pendekatan dalam Pendidikan
VIII. Tujuan Pendidikan
IX. Prinsip Pendidikan
DIlihat dari judul keseluruhan bab sekaligus pembasan isinya, maka judul buku yang layak disematkan bukan “Teori Pendidikan Islam”, akan tetapi lebih pada “Filsafat Pendidikan Islam”. Pada awal pembahasan sudah disuguhi dengan pembahasan yang mendalam tentang hakekat realitas atau wujud. DIjelaskan pula manusia sebagai subyek Pendidikan dengan kajian yang mendalam.
Dibandingkan dengan buku teori Pendidikan lainnya, maka buku ini sebenarnya buku FIlsafat Pendidikan yang didasarkan pada Al-Qur’an dan merujuk pada pemikiran para intelektual atau filosof muslim, khususnya dari Iran. Hingga saat ini tradisi intelektual di Iran masih terjaga dan diwariskan pada generasi penerusnya. Pemikiran para tokoh Iran menjadi rujukan utama dan mainstrem. Dengan demikian, tidak hanya ada konsep tentang FIlsafat Pendidikan yang dipelajari akan tetapi juga kehidupan para filosof sebagai role model.
Banyaknya pemikiran filsafat, termasuk filsafat Pendidikan di Iran—dengan ditunjukkan diantaranya dengan karya Ibu negara ini—menjadikan tradisi keilmuan di Iran kuat, jadi diri bangsa menjadi kokoh dan dapat berkiprah di dunia luar dengan penuh rasa percaya diri. Dan buku karya ibu dua orang putra ini banyak merujuk pada pemikiran filsafat Mulla Sadra. Kondisi demikian berbeda dengan Pendidikan di Indonesia, sebuah negara yang plural, terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama, dimana tidak menyatakan diri sebagai Negara Islam, akan tetapi nilai-nilai Islam mewarnai berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam Pendidikan. System Pendidikan di Indonesia merujuk dari nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Tidak ada satu pemikiran tokoh yang dijadikan sebagai rujukan utama dalam menyusun konsep Pendidikan. Dalam Bahasa lain, tidak ada tokoh filosof di Indonesia yang pemikirannya menjadi mainstrem dan menjadi rujukan utama dalam dunia Pendidikan. Lemahnya kajian secara filosofis menjadikan bangsa Indonesia belum mampu menformulasikan system pendidikannya menjadi satu system yang kokoh.
Bila merujuk pada karya yang dijadikan sebagai bahan kajian dalam Filfasat Pendidikan Islam di Indonesia dan sering dijadikan sebagai referensi adalah pemikiran al Ghazali. Sementara buku-buku yang ditulis oleh para penulis dari Indonesia belum sampai mengungkap pemikiran yang mendalam secara filosofis sebagaimana yang ditulis oleh Jamelah Alamolhoda.
Dengan membaca buku tersebut, akan terjawab kaitan filsafat dengan Pendidikan, yaitu:
1. Memecahkan problematika Pendidikan dan Menyusun teori-teori Pendidikan
2. Memberikan arah agar teori Pendidikan yang telah dikembangkan oleh para filosof mempunyai relevansi dalam kehidupan nyata
3. Memberikan arah dan petunjuk dalam pengembangan teori Pendidikan
4. Terumuskan dasar dan tujuan Pendidikan, beberapa bab buku ini menjelaskannya. Dalam beberapa bagian juga dijelaskan konsep tentang hakekat manusia serta isi moral pendidiknya.
5. Memberikan rumusan system atau teori Pendidikan
Yang menarik, Buku yang sekarang sedang dilaunching dengan Judul asli “Nazhariyyeh-ye Eslami-ye Ta’lim va Tarbiyat” telah diterjemahkan dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Artinya, buku tersebut dapat dibaca dan dikaji oleh masyarakat secara luas. Harapan dari penulisan buku tersebut akan menjadi referensi dan menjawab permasalahan Pendidikan yang semakin hari semakin gersang dari spiritual.
Pembahasan filsafat oleh akademisi Muslimah di dunia adalah langka. Oleh sebab itu buku ini dapat dijadikan sebagai satu sumber yang menginspirasi dan menjadi rujukan dalam mengkaji Pendidikan Isam. Buku karya Ibu Negara Iran ini baru satu dari 3 jilid yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indosia, melengkapi karya Prof. Dr. Jamelah Alamolhoda lainnya. Semoga jilid berikutnya dapat diterjemahkan pula dengan Bahasa yang mudah dipahami.
Terima Kasih
Foto-foto Lainnya